February 19, 2003

Ada yang Menamparnampar Kesadaranku

kutelusuri trotoar resah pada kotamu.
mencari jejak purba pada malam kosong,
dimana tak ada lagi dzikir cengkrik yang meminta
cahaya. jalanan lengang, menyimpan kelelahan,
sehabis disetubuhi rodaroda besi, sehabis baitbait
puisi dibakar aspal dan matahari, sehabis cerita
tentang darah dan airmata.

pada persimpangan yang menyimpan namamu,
helaian rindu terbang dibawa angin taufan rasa
cemas. menerbangkan debudebu gelisah pada
langit cinta yang tak lagi biru, sebab tak ada lagi
setangkai mawar mekar hari ini.

lampu merkuri menatap kosong harapan beraspal
yang sudah banyak menyimpan lubang putus asa.
sedang cahaya bulan masih sendu, sebab langit
menangisi seorang anak yang tak ingat jalan pulang.

ada yang menamparnampar kesadaranku,
saat hari menjelang pagi. fajar yang mengusir
cahaya bulan dan lampu merkuri sepanjang jalan
rindu dibentangkan, memaksaku menemukan
jejakmu yang hilang pada malammalam kosong.
dimana tak ada lagi dzikir ilalang, sebab tak ada
tanah yang tumbuh pada kota dalam batinmu.

BumiAllah, 22 september 2002

0 Comments:

Post a Comment

<< Home