hadirmu memekarkan sekuntum mawar pada kelopak
mataku yang gelap
penantian adalah sejauh langkahku menembus
sunyi seorang diri
katakata menjadi mantra dalam setiap tetes
aliran darah, mengalir pada sungai yang masih
setia pada bening
hadirmu memekarkan sekuntum mawar pada
kelopak mataku, menjadikan merahnya adalah
cahaya kedamaian pada dada seorang anak usia
belia
aku pahami engkau, wahai jiwa yang menebarkan
aroma rindu, membangkitkan seekor semut pada
nostalgia masa muda.
BumiAllah, 20 desember 2001
mataku yang gelap
penantian adalah sejauh langkahku menembus
sunyi seorang diri
katakata menjadi mantra dalam setiap tetes
aliran darah, mengalir pada sungai yang masih
setia pada bening
hadirmu memekarkan sekuntum mawar pada
kelopak mataku, menjadikan merahnya adalah
cahaya kedamaian pada dada seorang anak usia
belia
aku pahami engkau, wahai jiwa yang menebarkan
aroma rindu, membangkitkan seekor semut pada
nostalgia masa muda.
BumiAllah, 20 desember 2001
0 Comments:
Post a Comment
<< Home