January 23, 2003

sajadah rindu

hidup tak lebih berharga ketika aku sekarat
di atas sajadah rindu yang kau bentangkan.
nafsu dan keinginan adalah cinta yang mengalir
pada segumpal kerinduan, yang dibangun dalam
sepi, dimana aku menjelma kupukupu, terbang
menuju diammu yang biru.

“aku sudah renta berpuisi, tapi aku rindu!”
teriakmu pada tengah malam yang basah.

tak ada rindu yang terpaksa, sebab rindu itu
yang memaksaku menukar sepi dengan wajahmu.
membuat silouet kecemasan yang melintas pada
jendela dalam sebuah ruang batin yang masih
terkunci, menunggumu mengetuk pintu.

BumiAllah, 12 maret 2002

0 Comments:

Post a Comment

<< Home