January 23, 2003

kupikul ribuan ton kecemasan
pada dua pundak kesabaran


hari yang semakin asing,
cuaca yang mulai gila dengan jutaan
cahaya diantara debudebu resah dan
gelisah yang mengambang,
pohonpohon meng-arang bersama
terbakarnya trotoar dan gedung
gedung megah, tempat seluruh mimpi
dijualbelikan dengan harga murah.

ada yang menatap kosong peradaban ini,
pada matanya terlahir tangis bayi yang
menyayat jantung pertiwi, pada diamnya
semerbak bau amis darah dari petikaian
saudara sendiri. dari gendang telinganya,
nyanyi bocahbocah jalanan berkumandang,
memenuhi ruang sesak ini oleh angkara
dan murka.

sedang pada jalanan panjang menuju rumah
damai, tengah kupikul ribuan ton kecemasan
pada dua pundak kesabaranku yang mulai lelah.

BumiAllah, 29 Juni 2002

0 Comments:

Post a Comment

<< Home