January 23, 2003

23 pohon resah memburu langit
batinku yang kelabu


gelisah dalam ruang tunggu, menatap
sosok lemah yang terbaring beku,
menyimpan catatancatatan mimpi pada
koridor rumah sakit yang berbau alkohol
dan obatobat tak bernama.

perawat mengucapkan katakata panjang
yang memantul pada dindingdinding putih,
menggaung dalam gendang telingaku.
dokter memeriksa ribuan luka pada tubuhnya
yang kaku, mengerutkan dahi atas
ketakmengertiannya pada riwayat virus
yang bermukim dalam jasadnya yang purba.

ada yang tercabik dalam dadaku
saat menatap tarikan nafasnya yang berbatu,
ada yang menangis dalam sungai jiwaku
saat tetes demi tetes darah mengalir
lewat selang yang tak berujung.

ada kesedihan yang dibangun
bersama dengan hilangnya senyummu, bunda.

BumiAllah, 19 Juni 2002

0 Comments:

Post a Comment

<< Home