engkau adalah cacing
engkau adalah cacing yang menggeliat di atas
ranjang berbatu, memimpikan cinta platonis
yang kau tanam pada mata seorang perempuan
biasa
matahari itu terbit dalam dadamu yang beku,
bercerita tentang hijau rumputan dan dendang
kerbau yang masih setia pada fatalitas
kontemplasi yang kau bangun dalam tidurmu
adalah kontiguitas hidup seekor kupukupu yang
sedetik lalu meninggalkan kepompong, tempat
evokasi dan afeksi melebur jadi satu tubuh
kau bangkitkan impresi fiksasi pada setiap jiwa,
ruang dan keadaan dalam batinku, hingga sebuah
fantasi melesat menuju angkasa, menyatu bersama
perseus dan rembulan
malam inipun kau berhasil membawaku melewati
fase astenia dengan mengeliminasi seluruh elegi
yang hadir bersama udara yang kuhirup.
BumiAllah, 06 desember 2001
engkau adalah cacing yang menggeliat di atas
ranjang berbatu, memimpikan cinta platonis
yang kau tanam pada mata seorang perempuan
biasa
matahari itu terbit dalam dadamu yang beku,
bercerita tentang hijau rumputan dan dendang
kerbau yang masih setia pada fatalitas
kontemplasi yang kau bangun dalam tidurmu
adalah kontiguitas hidup seekor kupukupu yang
sedetik lalu meninggalkan kepompong, tempat
evokasi dan afeksi melebur jadi satu tubuh
kau bangkitkan impresi fiksasi pada setiap jiwa,
ruang dan keadaan dalam batinku, hingga sebuah
fantasi melesat menuju angkasa, menyatu bersama
perseus dan rembulan
malam inipun kau berhasil membawaku melewati
fase astenia dengan mengeliminasi seluruh elegi
yang hadir bersama udara yang kuhirup.
BumiAllah, 06 desember 2001
0 Comments:
Post a Comment
<< Home