resensi rinduku atas buku cintamu yang gelisah
telah kuhabiskan ribuan detik untuk mengeja hurufhuruf
yang terlahir dari gelisahmu yang purba. menghidupkan
kembali setangkai mawar yang sekarat atas cinta yang
tak lagi bercahaya.
telah kulewati malam yang sepi untuk memaknai nada
resah yang kau gesek dari biola cintamu, menghasilkan
sebuah lagu rindu atas notnot yang menyendiri ditelan
pekat dan gelap.
telah kubakar peradaban untuk meresensi rinduku atas
buku cintamu yang gelisah, sebab harihari semakin dekat
menuju ajalnya. dimana kau dan aku tak lagi bisa saling
menatap dan mengatakan kesetiaan. dimana kau dan aku
hanya terpejam meresapi setiap tetes darah yang mengalir
dari dua bola mata kita yang setia menyimpan
cerita rumah dan anakanak.
BumiAllah, 18 maret 2002
telah kuhabiskan ribuan detik untuk mengeja hurufhuruf
yang terlahir dari gelisahmu yang purba. menghidupkan
kembali setangkai mawar yang sekarat atas cinta yang
tak lagi bercahaya.
telah kulewati malam yang sepi untuk memaknai nada
resah yang kau gesek dari biola cintamu, menghasilkan
sebuah lagu rindu atas notnot yang menyendiri ditelan
pekat dan gelap.
telah kubakar peradaban untuk meresensi rinduku atas
buku cintamu yang gelisah, sebab harihari semakin dekat
menuju ajalnya. dimana kau dan aku tak lagi bisa saling
menatap dan mengatakan kesetiaan. dimana kau dan aku
hanya terpejam meresapi setiap tetes darah yang mengalir
dari dua bola mata kita yang setia menyimpan
cerita rumah dan anakanak.
BumiAllah, 18 maret 2002
0 Comments:
Post a Comment
<< Home